BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, sejak ratusan tahun yang lalu manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia sebagai apa danya manusia dan dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat didik atau homo educandum, dan seterusnya merupakan pandangan-pandangan tentang manusia tersebut. berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa, manusia adalah makhluk yang kompleks.
Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrat manusia yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi : (i) individu dan sosial, (ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan akhirat.
Uraian tentang manusia berkaitan dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidika, akan lebih ditekankan hakiki mansuia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Pada penyusunan makalah ini, kami mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:
- Sebutkan ciri dan sifat atau karakteristik umum individu !
- Sebutkan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu !
- Jelaskan makna pertumbuhan dan perkembangan, karakteristik dan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan !
- Bagaimanakah karakteristik jiwa sekolah menengah untuk mempersiapkan rencana kegiatan dalam proses belajar mengajar ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
- Memahami ciri dan sifat atau karakteristik umum individu.
- Mengenal aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu.
- Memahami makna pertumbuhan dan perkembangan, karakteristik dan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan.
- Memahami karakteristik jiwa sekolah menengah untuk mempersiapkan renvana kegiatan dalam proses belajar mengajar.
1.4 METODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode diskriptif dan kepustakaan yakni membaca berbagai sumber buku dan internet yang telah disesuaikan dengan pokok bahasan. Kami menggunakan kedua metode tersebut agar isi makalah ini bisa lebih lengkap dan jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
- Individu dan karakteristiknya
- Pengertian Individu
Individu berarti tidak dapat dibagi (undivided), tidak dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan khas. Seseorang berbeda dengan lainnya karena ciri-cirinya yang khusus itu (Webster’s, :743). Menurut Kamus Echols dan Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan oknum (Echols, 1975: 519).
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
- Karakteristik Individu
Setiap Individu memilki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan bahwa, kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan; merupakan dua faktor yang terbentuk karena terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak remaja atau dewasa, merupakan hasil perpaduan antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan (Sunarto, 2013: 4).
Karakteristik yang berkaitan dengan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan (Sunarto, 2013: 4).
- Perbedaan Individu
Menurut Landgren (1980: 578) perbedaan dalam “perbedaan individual” menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan yang segera dapat dikenal oleh seorang guru tentang siwanya adalah perbedaan fisiknya, seperti tinggi badan, bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, dan semacamnya. Ciri lain yang segera dapat dikenal adalah tingkah laku masing-masing siswa, begitu pula suara mereka. Ada siswa yang lincah, banyak gerak, pendiam, dan sebagainya. Ada siswa yang nada suaranya kecil dan ada yang besar atau rendah, ada yang berbicara cepat dan ada pula yang pelan-pelan. Apabila ditelusuri secara cermat siswa yang satu dengan yang lain memiliki sifat psikis yang berbeda-beda.
- Bidang-Bidang Perbedaan
Konstitusi fisik dari individu sejauh mana ia secara fisik mempunyai bentuk-bentuk yang khas, tingkat stabilitas emosional dan tempramennya, sikapnya terhadap pelajaran,dan minat-minatnya, akan mempengaruhi keberhasilan yang dicapai dalam belajar mereka. Faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, pengaruh keluarga, status ekonomi, pengalaman belajar sebelumnya, kesesuaian bahan yang dipelajari, dan teknik-teknik mengajar, semuanya berpengaruh terhadap tingkat kemampuan individu untuk mencapai keberhasilan dalam tingkatan belajarnya.
Aspek-aspek tingkah laku yang mana pun atau faktor-faktor pengaruh yang mana pun dari individu mempunyai tingkat derajat perbedaan dan bukan berbeda secara absolut dari individu yang lain. Apalagi, di dalam diri individu sendiri ada perbedaan dalam bermacam-macam aspek dari keseluruhan kepribadiannyas
Gary 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut:
- Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak
- Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
- Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
- Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
- Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Perbedaan fisik bukan saja terbatas pada ciri yang dapat diamati dengan pancaindra kita, seperti tinggi badan, warna kulit, jenis kelamin, nada suara, dan bau keringat, akan tetapi juga ciri lain yang hanya dapat diketahui setelah diperoleh informasi atau diadakan pengukuran. Usia, berat badan, kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan semacamnya merupakan ciri-ciri yang tidak dapat diamati perbedaanya dengan pengindraan.
Dalam kehidupannya, setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya; manusia bersosialisasi, dan terjadilah perbedaan status sosial dan ekonomi manusia. Manusia juga ber-hbungan dengan sang pencipta atau dengan Tuhannya, maka manusia beragama. Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat genetik orang tuanya; ketika mengenal kelompok-kelompok/ suku yang berbeda. Di Indonesia ada suku Jawa, Sunda, Irian, Madura, dan sebagainya. Lingkungan, agama, keluarga, keturunan, kelompok suku dan semacamnya itu merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya perbedaan individu.
Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Sekalipun demkian, potensi dasar yang dimiliknya itu tidak sama bagi masing-masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat, kemampuan berpikir, watak, perilakunya, dan hasil berlajarnya berbeda-beda antara manusia satu dengan lainya.
Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh perilaku mereka dirumah maupun disekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan orang lain. Sebagian manusia lebih mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi yang lain, seperti olah raga dan keterampilan, sebagian lagi dapat lebih mampu dalam bidang kognitif atau yang berkaitan dengan ilmu pengetahun.
(Sunarto dan Hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta)
- Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemempuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar yang merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dengan faktor lingkungan (factor dasar dan factor ajar). Faktor dasar yang berpengaruh menonjol pada kemampuan kognitif ini adalah bakat dan kecerdasan (intelegensi). Intelegensi sangat berpengauruh pada kemampuan kognitif seseorang. Dikatakan bahwa kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif berkorelasi tinggi dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan kognitifnya. (Sunarto, 2013: 11-12)
- Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupannya. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda, kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa tersebut dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan. Selain itu, factor fisik juga mempengaruhi, terutama organ berbicara.
(Sunarto, 2013: 12)
- Perbedaan dalam kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu terjadi karenakerja saraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan yang kemudian diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat (otak) untuk diolah dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan. Dengan demikian, ketepatan kerja jaringan saraf akan menghasilkan suatu bentuk kegiatan yang tepat, dalam arti kesesuaian antara rangsangan dan responnya. Kerja ini akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik setiap orang berbeda, hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik masing-masing yang menyebabkan perbedaan dalam kecakapan motorik setiap individu. (Sunarto, 2013: 13-14)
- Perbedaan dalam Latar Belakang
Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat manapun, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasi terlepas dari potensi diri siswa. Pengalaman yang dimiliki siswa di rumah mempengaruhi kemauan untuk berprestasi di situasi belajar yang disajikan.
Faktor-faktor perbedaan diantara para siswa terkadang dipengaruhi oleh latar belakang keluarga atau lingkungan sekolah. Faktor-faktor tersebut antara lain kecakapan belajar, minat dan sikap individu terhadap sekolah, kebiasan kerja sama, dan lain-lain. Latar belakang keluarga baik dilihat dari segi sosioekonomi dan segi sosiokultural adalah berbeda-beda. Demikian pula dengan latar belakang lingkungan dan latar belakang fisik akan memberi pengaruh yang berbeda.
- Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat ini akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat. Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Walaupun inteligensi umum merupakan faktor dari hampir semua aspek pendidikan, akan tetapi bakat tidak dapat dikesampingkan. Dengan demikian perencanaan pendidikan selanjutnya lebih memperhatikan kemampuan atau bakat akademik daripada kemampuan tentang bakat khusus untuk dijadikan dasar pertimbangan.
- Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Adanya perbedaan latar belakang pada peserta didik akhirnya menyebabkan perbedaan dalam kesiapan belajar setiap peserta didik. Artinya anak-anak pada usia yang sama belum tentu memiliki kesiapan belajar yang sama satu sama lain. Seperti contoh, anak usia 6 tahun yang masuk Sekolah Dasar (SD) mungkin memiliki perbedaan satu atau dua tahun dari kesiapan dirinya dalam mengambil manfaat dari pendidikan formal. Hal ini mendapatkan pengaruh dari dukungan keluarga anak tersebut. Jika dia mendapat dukungan yang besar dan baik dari keluarganya, maka kesiapan belajar anak tersebut akan lebih mantap dibanding dengan anak yang tidak mendapat dukungan dari keluarganya.
- Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Dalam beberapa pembahasan, makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan perkembangan sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna yang sama. Namun pada makalah ini istilah pertumbuhan lebih cenderung menunjuk kepada kemajuan fisik/pertumbuhan tubuh yang bersifat kuantitatif yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya, sedangkan istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek sosial. Pertumbuhan menurut beberapa ahli :
– Ahmad Thantowi (1993) : Pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel.
– A.E.Sinolongan (1997) : Pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, dapat dihitung atau diukur seperti panjang / berat tubuh.
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut.
- Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
- Pertumbuhan Sebelum Lahir
Manusia itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (bertemunya sel sperma dengan sel telur) yang membentuk suatu sel kehidupan. Inti sel sperma akan melebur dengan inti sel telur dan terbentuk sebuah sel baru yang disebut zigot. Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya. Zigot yang telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang menjadi embrio, kemudian menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin tumbuh dan berkambang di dalam rahim ibu, dari mulai proses pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan.
Perkembangan janin selama di dalam rahim dibagi dalam tiga tahapan. Lamanya waktu pada setiap tahapan adalah tiga bulan.
- Trimester Pertama
Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5 cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.
- Trimester Kedua
Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi. Gerakan janin juga mulai aktif.
- Trimester Ketiga
Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidakterlalu leluasa bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-masing komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.
- Pertumbuhan Setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Bayi akan segera bernapas begitu lahir. Paru-paru mulai berfungsi. Saat dilahirkan, secara proporsional kepala lebih besar daripada tubuhnya. Setelah itu lengan, kaki, dan paha tumbuh lebih cepat daripada kepala. Setelah lahir, manusia akan mengalami tahap-tahap perkembangan mulai dari masa balita, masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula (manusia lanjut usia).
- Tahap-tahap Perkembangan pada Manusia Secara Umum :
- Masa Balita
Pada awal setelah bayi itu dilahirkan, respon terhadap segala rangsangan dari luar dirinya dilakukan secara reflex dan belum terkoordinasikan. Bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan namun belum dapat memegang dengan baik. Bayi memperoleh makanan dan minuman dari ASI (air susu ibu). Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ pada bayi juga akan berkembang. Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan dan mengendalikan fungsi anggota tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut. Organ-organ tersebut akan semakin matang pada saat usia anakanak. Pada saat usia masuk sekolah (sekitar usia 5 tahun)
- Masa Anak-anak
Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga 12 tahun. Dalam periode ini, pertumbuhan fisik mulai meningkat baik tinggi badan maupun berat badan disertai perkembangan koordinasi otot-otot dan kemampuan mental. Beberapa anak dapat membaca angka-angka dan huruf-huruf tertentu.
- Masa Remaja (Masa Pubertas)
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pada masa ini baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk, dan organ kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang.
- Masa Dewasa
Setelah melewati masa remaja, akan memasuki masa dewasa sebagai tahapan selanjutnya dari perkembangan manusia. Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu mencpai ukuran maksimal. Tinggi badan akan terhenti pada usia sekitar dua puluh tahunan.
Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang, berpotensi untuk terus belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan aktualisasi diri, bekerja, membina hubungan sosial, dan terus berprestasi.
- Masa Tua
Segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran ketika memasuki masa tua. Ini terjadi pada usia sekitar 60 – 65 tahun. Tubuh semakin rentan, wajah dan tangan mulai keriput, kesehatan menurun, kecerdasan menurun. Bahkan pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat, sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini aktivitasnya menurun dan mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan dan aktivitas seperti biasanya.
- Intelek
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut kemampuan berpikir dipengaruhi kematangan otak yang mampu menunjukan fungsinya secara baik (Sunarto, 2013: 23).
Perkembangan lebih lanjut mengenai perkembangan intelek ini ditunjukan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu samapi dengan kemampuan menarik kesimpulan. Perkembangan kemampuan berpikir semacam ini dikenal pula sebagai kemampuan kognitif. kemampuan kognitif seseorang seseorang menurut Piaget (Sarlito, 1991:81) mengikuti tahapan-tahapan berikut:
- Tahap pertama: Masa sensorimotor (0.0-2,5 tahun).
- Tahap kedua: Masa pra-operasional (2.0-7.0 tahun).
- Tahap ketiga : Masa konkreto pra operasional (7.00-11.0 tahun)
- Tahap keempat : Masa Operasional (11-Dewasa)
- Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki manusia. Dalam hidupnya atau proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu perkembangan jasmani dan perkembangan rohani (Sunarto, 2013: 25).
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah laku yang lain. Begitu pula sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan sebagainya (Sunarto, 2013: 26).
Emosi ini bisa menjadi rentan, dan sering mengalami “mood swings” yang tidak terduga (Sudarwan Danim, 2011: 4)
- Sosial
Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak akan mampu hidup terus tanpa bantuan orang lain. Sejalan dengan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi orang dewasa itu, akan mengenal lingkungan lebih luas, mengenai banyak manusia. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakan atau berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi (Sunarto, 2013: 26-27).
- Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan. Bayi menyampaikan isi pikiran atau perasaannya dengan tangis dan atau ocehan. Perkembangan lebih lanjut, seorang bayi (anak) yang telah berusia 6-9 bulan, mulai berkomunikasi dengan satu kata atau dua kata seperti “maem” dan “bu maem”. Dengan demikian seterusnya anak mulai mampu menyusun kalimat tiga kata untuk menyatakan maksud atau keinginannya (Sunarto, 2013: 27-28).
- Bakat Khusus
Bakat pada awalnya merupakan hal yang merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan atau tugas. Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik (Sunarto, 2013: 28).
- Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan psikomotorik. Masa bayi masih belum mempersoalkan masalah moral, dan motorik. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang harus dilarang (Sunarto, 2013: 28).
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal dank has. Ia sebagi subjek yang merupakan suatu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama manusia dan dengan Tuhan yang menciptakannya.
- Manusia terus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia dalam kandungan.
- Kelahiran merupakan saat suatu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai dengan setiap organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi.
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain: keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan dan latar belakang kehidupan keluarga.
- Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing-masing organ mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan pertumbuhan fisik ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh terhadap perkembangan non-fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi dan pengenalan terhadap nilai, norma dan moral.
- Saran
Setelah membaca materi yang telah disampaikan di atas, kita sebagai generasi penerus yang berpendidikan seharusnya dapat memiliki cara pandang dan bersikap seperti layaknya orang berpendidikan. Selain itu, setelah membaca makalah yang kami buat ini, kami harap kita sebagai generasi-generasi penerus bangsa dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang di cita-citakan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Carrel, Alexis. 1987. Misteri Manusia. Bandung : CV. Remadja Karya.
Danim, Sudarman. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Alfabeta.
Echols, Jhon. M & Hasan Shadaly. 2004. Kamus Bahasa Inggris. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sunarto & Hartono, Agung. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Yusuf, Syamsu & Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.