Makalah Biokimia Asam Nukleat

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Asam Nukleat

Penemuan zat yang terbukti sebagai asam deoksiribonukleat (DNA) terjadi tahun 1869 oleh Friedrich Miescher, seorang Fisikawan muda dai Swiss yang bekerja dalam laboratarium kimia fisiologi Jerman, Felix Hoppe-Seyler. Miescher meneliti sel darah putih dengan asam hidrolat untuk memperoleh inti untuk studi. Saat inti kemudian ditetesi dengan asam, endapan yang terbentuk mengandung karbon,hydrogen, oksigen, nitrogen, dan persentase tinggi fosfor. Miescher menyebut presipitat itu “nuklein” karena berasal dari inti. Kemudian, saat ditemukan sangat asam, namanya diubah menjadi asam nukleat. Meski dia tidak tahu, Miescher telah menemukan DNA. Setelah itu, Hoope-Seyler mengisolasi zat serupa dari sel ragi, zat ini kemudian dikenal sebagai asam ribonukleat (RNA). DNA dan RNA adalah polimer nukleotida, atau polinukleotida (Ngili, 2013: 289).

Pada 1944, Oswald Avery, Colin Macleod, dan Maclyn McCarty mendemonstrasikan bahwa DNA adalah molekul yang membawa informasi genetic. Pada saat itu sangat sedikit yang diketahui tentang struktur molekul penting ini. Selama beberapa tahun berikutnya nukleotida berhasil ditentukan, dan pada 1953 James D. Watson dan Francis H. C. Crick mengusulkan model struktuk DNA beruntai ganda (Ngili, 2013: 289-290).

Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas monomer-monomer yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen (nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida (Campbell, dkk. 2008: 93).

Untuk memperoleh asam nukleat dapat dilakukan ekstrasi terhadap nucleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam 1 M. Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim pemecah protein, misalnya tripsin. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat ini dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena itu asam nukleat mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk fulfural. Fulfural ini akan memberikan warna merah dengan aniline asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina.

  1. Nukleotida dan Nukleosida
  2. Nukleotida

Nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester. Nukleotida yang mengandung deoksiribosa disebut deoksiribonukleotida, sedangkan yang mengandung ribosa disebut sebagai ribonukleotida (Ngili, 2013: 293).

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa (deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (deriva purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin (Poedjiadi, 1994: 130).

Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat yang disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida gugus fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5(Poedjiadi, 1994: 131).

Beberapa nukleotida lain ialah sebagai berikut:

Adenin nukleotida

(Asam Adenilat)

Atau

Adenosinmonofosfat (AMP)

Guanin nukleotida

(Asam guanilat)

Atau

Guanosinmonofosfat (GMP)

Hipoksantin nukleotida

(Asam inosinat)

Atau

Inosinmonofosfat (IMP)

Urasil nukleotida

(Asam uridilat)

Atau

Uridinmonofosfat (UMP)

Sitidin nukleotida

(Asam sitidilat)

Atau

Sitidinmonofosfat (SMP)

Timin nukleotida

(Asam timidilat)

Atau

Timidinmonofosfat (TMP)

 

Dalam pembahasan selanjutnya nama nukleotida ditulis dalam bentuk singkatan saja seperti yang tertera didalam kurung. Apabila pentosanya deoksiribosa, maka ditambah deoksi dimuka nama nukleotida tersebut. Misalnya deoksiadosin monosfat atau dsingkat dAMP (Poedjiadi, 1994: 131).

. Nukleosida purin memiliki ikatan β-glikosida dari N-9 pada basa ke C-1 pada gula. Dalam nukleosida pirimidin, ikatan ini yakni dari N-1 pada basa ke C-1 pada gula (Ngili, 2013: 293).

  1. Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau basa pirimidin yang membentuknya beberapa nukleosida (Poedjiadi, 1994: 130). berikut ini ialah Nukleosida

Di dalam struktur asam nukleat, pirimidin atau purin berkaitan dengan gula (2-deoksi-D-ribosa atau D-ribosa) membentuk suatu nukleosida. Nukleosida yang mengandung deoksiribosa disebut deoksiribonukleosida, dan yang mengandung ribosa disebut ribonukleosidayang membentuk dari basa purin atau basa pirimidin dengan ribosa :

Adenin nukleosida                    Atau                Adenosin

Guanin nukleosida                     Atau                Guanosin

Urasil nukleosida                       Atau                Uridin

Timin nukleosida                       Atau                Timidin

Sitosin nukleosida                     Atau                Sitidin

Apabila pentosa yang diikat adalah deoksiribosa, maka nama nukleosida diberi tambahan deoksi didepannya. Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata mengandung hidroksimetilsitoin. Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung derivate metil basa pirimidin misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N-dimetil guanine (Poedjiadi, 1994: 130).

  1. Perbedaan Nukleotida dan Nukleosida
  1. Nukleotida adalah blok bangunan DNA atau RNA, dan terdiri dari Basa nukleotida, gula lima karbon, dan gugus fosfat.
  2. Nukleosida adalah hasil akhir dari nukleotida pecah, yang mengandung ikatan Basa nukleotida untuk gula. (sumber: education-portal.com)
  1. Asam Deoksiribonukleat ( DNA)

Gen tersusun atas asam nukleat yang disebut asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Molekul tersebut berperan sebagai pembawa informasi genetik pada semua organisme selain beberapa jenis virus( Genetika, 2007: 53).

Asam ini adalah polimer yang terdiri dari molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain, sehingga bentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C no 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat (Dasar-dasar Biokimia, 2006 : 135).

Semua rantai asam nukleat berpasangan secara antiparalel seperti itu, tak perduli apakah pasangannya terjadi antarrantai DNA, antara rantai DNA dengan rantai RNA, ataupun antarrantai RNA. Terdapat 4 macam basa organik yang membentuk perpasangan tersebut : adenin, sitosin, guanin, dan timin (dilambangkan secara berturut-turut dengan A,C,G, dan T) ( Dasar-dasar Biokimia, 2006: 135).

Keempatnya diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu purin dan pirimidin. Purin hanya berpasangan dengan pirimidin, dan demikian pula sebaliknya, sehingga menghasilkan heliks ganda yang simetris. Sebuah ikatan hidrogen terbentuk di antara atom hidrogen donor bermuatan positif yang terikat secara kovalen (misalnya, sebuah gugus imino, NH) dengan sebuah atom penerima (akseptor) bermuatan negatif yang juga terikat secara kovalen (misalnya, gugus keto, CO) melalui penggunaan bersama sebuah atom hidrogen. Adenin berpasangan dengan timin melalui dua ikatan hidrogen; guanin dan sitosin berpasangan melalui tiga ikatan hidrogen. Sebuah kompleks basa-gula di sebut sebagai sebuah nukleosida; sebuah nukleosida ditambah fosfat disebut nukleotida ( Dasar-dasar Biokimia, 2006: 135).

 

 

 

 

Gambar 2.1 Susunan DNA

Sumber: http://wordpress.com

 

  1. Struktur Primer DNA

Pada asam deoksiribonukleat (DNA), penyusun utamanya adalah unit 2-deoksiri-D-ribosa dan fosfat yang tersusun secara berselang-seling. Hidroksil 3’ dari satu unit ribosa ditautkan dengan hidroksil 5’ dari unit ribosa berikutnya oleh ikatan fosfodiester. Basa heterosiklik dihubungkan dengan karbon anomerik dari setiap unit deoksiribosa oleh ikatan β-N-glikosidik (Kimia Organik, 2003: 562).

Pada DNA, tidak ada gugus hidroksil tersisa pada unit deoksiribosa manapun. Namun demikian, setiap fosfat masih memiliki satu proton asam yang biasanya terionisasi pada tingkat keasaman 7, menghasilkan oksigen bermuatan negatif. Jika proton ini ada, zat ini akan bersifat asam; dengan demikian di namai asam nukleat. Penjelasan lengkap mengenai molekul DNA tertentu, yang mengandung ribuan bahkan jutaan unit nukleotida, harus mencantumkan urutan tepat dari basa heterosiklik (A, C, G, dan T) di sepanjang rantai (Kimia Organik, 2003: 563).

  1. Struktur sekunder DNA; Heliks rangkap

Sejak tahun 1938 sudah diketahui bahwa molekul DNA memiliki bentuk yang diskret, sebab kajian sinar-x pada benang DNA menunjukkan pola penumpukan yang beraturan dengan keberlakaan tertentu. Pengamatan penting oleh E. Chargaff (columbia university) pada tahaun 1950 memberi petunjuk penting mengenai struktur. Chargaff menganalisis kadar basa DNA dari berbagai organisme yang berbeda dan menemukan bahwa banyaknya A dan T selalu ekuivalen dan banyaknya G dan C juga selalu ekuivalen. Contohnya, DNA manusia mengandung sekitar 30% A maupun T dan 20% G maupun C. Sumber DNA lain memberikan persentase berbeda, tetapi nisbah A terhadap T dan nisbah G terhadap C selalu satu (Kimia Organik, 2003: 566).

Gambar 2.2 Struktur sekunder DNA

Sumber: Sumber: http://wordpress.com

 

Makna kesetaraan ini baru nyata tahun 1953, sewaktu watson dan crick,* yang bekerja bersama-sama di cambrigde, Inggris, mengajukan model heliks rangkap untuk DNA. Mereka menerima secara serempak data sinar-x yang mendukung pengajuannya tersebut dari Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins di London (Kimia Organik, 2003: 566).

Ciri penting dari modelnya ialah sebagai berikut :

  1. DNA terdiri atas dua rantai polinukleotida heliks yang menggulung di sekeliling suatu sumbu.
  2. Heliks bersifat putar-kanan, dan kedua untaian berlawanan menunjuk ujung 3’ dan ujung 5’-nya.
  3. Basa purina dan pirimidina terletak didalam heliks, pada bidang yang tegak lurus terhadap sumbu heliks; deoksiribosa dan gugus fosfat membentuk bagian luar heliks.
  4. Kedua rantai dipegangi oleh pasangan basa purina-pirimidi yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen. Adenina selalu berpasangan dengan timina, dan guanina selalu berpasangan dengan sitosina.
  5. Diameter heliks adalah 20 Å. Pasangan basa yang bersebelahan berjarak 3,4 Å dan arahnya terhadap putaran heliks ialah 36º. Dengan semikian ada 10 pasangan basa untuk setiap putaran heliks (360º), dan strukturnya mengulang 34 Å.
  6. Tidak ada pembatasan mengenai urutan basa disepanjang rantai polinukleotida. Urutan yang tidak tepat membawa informasi genetik.

Sekarang kita mengetahui bahwa, meskipun model Watson-Crick untuk heliks rangkap pada dasarnya benar, hal ini terlalu disederhanakan. Konformasi heliks DNA dapat digolongkan menjadi tiga famili umum, yang disebut bentuk A-, B-, dan Z-. B-DNA, yaitu bentuk yang dominan, ialah heliks putar-kanan biasa dari watson dan crick, dengan pasangan basa yang dapat dikatakan tegak lurus terhadap struktur heliks. Pada bentuk A, pasangan basa dapat sedikit miring sebesar 20º terhadap sumbu heliks, dan cincin gula melekuk, tidak seperti dalam bentuk B. Pada bentuk z kita lihat putaran 180º dari beberapa basa terhadap ikatan glikosidik C- N, menghasilkan suatu heliks putar-kiri (Kimia Organik, 2003: 567).

Konformasi keseluruhan yang di ambil oleh molekul DNA bergantung antara lain dengan urutan basa yang sesungguhnya. Contohnya, DNA sintetik yang dibuat dengan unit purina-pirimida berselang-seling memiliki konformasi yang berbeda dengan DNA yang dibuat dari blok basa purina diikuti oleh blok basa pirimidina. Demikian juga, pasangan basa A-T dan G-C dengan ikatan H yang berbeda dari yang diajukan semula oleh watson dan crick telah ditemukan (Kimia Organik, 2003: 567).

Keragaman dalam perincian struktur DNA menghasilkan molekul DNA dengan bengkokan, gelang jepit-rambut (hairpin loop), superkoil, gelang untaian-tunggal, dan bahkan menyalib (gelang berikatan H dalam untaian yang keluar dari heliks rangkap). Perubahan strukur ini menambah kelenturan bagaimana molekul DNA mampu mengenali dan berinteraksi dengan komponen sel lainnya untuk melaksanakan fungsinya (Kimia Organik, 2003: 567).

  1. Struktur RNA

Asam ribonukleat (ribonucleic acid) disingkat menjadi RNA adalah satu dari tiga makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang berperan penting dalam segala bentuk kehidupan (Key, 1976: 463).

Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein(Key, 1976: 463).

RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenine, guanine, urasil dan sitosin. RNA ditemukan dalam nucleus maupun sitoplasma sel. Variasi bentuk RNA lebih banyak dari DNA. RNA memiliki berat molekul antara 25.000 samapai beberapa juta. Sebagian besar RNA berisi rantai polinukleutida tunggal, tetapi rantai ini bisa terlipat sedemikian rupa membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A : U dan G. Terdapat tiga tipe utama RNA, yakni transfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA), dan messenger RNA (mRNA). RNA berperan dalam ekspresi informasi genetic. tRNA (Mr25.000) berfungsi sebagai suatu adapter dalam sintesis rantai polipeptida. tRNA meliputi 10-20 persen total RNA dalam sel. Setidaknya terdapat satu tipe tRNA untuk setiap tipe asam amino. tRNA memiliki proporsi nukleosida yang relative tinggi. Nukleosida ini memiliki struktur unik, misalnya adenine, citosin, guanine, serta urasil yang termitilasi atau terasetilasi (Ngili, 2013: 307-308).

Gambar 2.3 Struktur RNA
Sumber: http://gstatic.com

Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.

Asam Ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleutida. Asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dan atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan perantaraan gugus fosfat (Poedjiati, 2006: 138).

Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA mempunyai perbedaan dengan DNA yaitu:

  1. DNA terletak di inti sel dan RNA terletak di inti sel, sitoplasma, ribosom
  2. Bagian pentose RNA adalah ribose, sedangkan bagian pentose DNA adalah deoksiribosa.
  3. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga mempunyai rantai ganda
  4. RNA mengandung basa purin, adenine, guanine, dan sitosin seperti DNA, tetapi tidak mengandung timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung urasil. Dengan demikian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.
  5. Jumlah guanine dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenine tidak harus sama dengan urasil.

Gambar 2.4 Perbedaan DNA dan RNA

Sumber: Sumber: http://informasitips.com

rRNA terdapat dalam ribosom, yang mengandung protein yang massanya kurang lebih sama. rRNA meliputi sekitar 80 persen total RNA dalam sel dan terdiri atas beberapa tipe. Tipe-tipe RNA bisa dibedakan satu sama lain melalui laju sedimentasinya dalam suatu ultrasenfluriga. Sebagai contoh, ribosom bakteri mengandung tiga tipe RNA: 5s, 16s, dan 23S (Ngili, 2013: 308).

mRNA adalah jenis RNA yang sangat heterogen. Setiap molekul membawa salinan urutan DNA, yang ditranslasikan dalam sitoplasma menjadi satu rantai polipeptida atau lebih(Ngili, 2013: 308).

Molekul RNA berpartisipasi dalam beberapa proses terkait dengan Eksprisi gen. Dalam sel tertentu, molekul RNA ditemukan dalam banyak kopi dan dalam beberapa bentuk. Ada empat kelompok utama RNA dalam semua sel hidup:

  1. RNA ribosom (rRNA), molekul ini adalah merupakan bagian integral dari ribosom (Ribonukleoprotein intersel yang merupakan tempat sintesis protein). RNA ribosom adalah kelompok paling banyak dari asam ribonukleat, ada untuk sekitar 80% total RNA sel.
  2. RNA transfer (tRNA), molekul ini membawa asam amino teraktivasi keribosom untuk masuk kedalam rantai peptide tumbuh selama sintesis protein. Molekul tRNA hanya sepanjang 73 sampai 95 residu nukleotida. Mereka ada sekitar 15% dari total RNA sel.
  3. RNA messenger (mRNA), molekul ini yang mengode urutan asam amino dalam protein. Mereka adalah “pembawa pesan” yang membawa informasi dari DNA ke kompleks translasi yakni protein disentesis. Umumnya mRNA hanya 3% dari total RNA sel. Molekul ini adalah yang paling tidak stabil dari asam ribonukleat sel.
  4. Moleku RNA kecil ada dalam semua sel. Sebagian molekul RNA kecil punya aktivitas katalitik dalam hubungan dengan protein. Banyak dari molekul RNA ini berhubungan dengan proses yang memodifikasi RNA setelah ia disentesis.

RNA adalah molekul berantai tunggal tapi sering mempunyai struktur sekunder kompleks. Dalam kondisi fisiologis, polinukleotida kebanyakan untai tunggal melipat pada dirinya sendiri untuk membentuk daerah stabil pasangan basa, yakni RNA untai ganda. Satu tipe struktur sekunder adalah steem-loop yang terbentuk saat daerah pendek dari urutan komplemen membentuk pasangan basa. Struktur daerah untai ganda seperti steem loop membentuk struktur bentuk A dari DNA untai ganda (Ngili, 2013: 309).

Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk ‘triplet’, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori ‘dunia RNA’, yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA(Key, 1976: 497).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

  1. Asam nukleat adalah makromolekul yang terdapat sebagai polimer yang disebut polinukleotida. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, setiap polinukleotida terdiri atas monomer-monomer yang disebut nukleotida (nucleotide). Setiap nukleotida tersusun dari tiga bagian: basa nitrogen (nitrogenous base), gula berkarbon lima (pentosa), dan gugus fosfat. Nukleotida yang tanpa gugus fosfat disebut nukleosida
  2. Nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester. Nukleotida yang mengandung deoksiribosa disebut deoksiribonukleotida, sedangkan yang mengandung ribosa disebut sebagai ribonukleotida. Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa (deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (deriva purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin.
  3. Di dalam struktur asam nukleat, pirimidin atau purin berkaitan dengan gula (2-deoksi-D-ribosa atau D-ribosa) membentuk suatu nukleosida. Nukleosida yang mengandung deoksiribosa disebut deoksiribonukleosida, dan yang mengandung ribosa disebut ribonukleosida. Nukleosida purin memiliki ikatan β-glikosida dari N-9 pada basa ke C-1 pada gula. Dalam nukleosida pirimidin, ikatan ini yakni dari N-1 pada basa ke C-1 pada gula. Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin atau basa pirimidin yang membentuknya
  4. Gen tersusun atas asam nukleat yang disebut asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Molekul tersebut berperan sebagai pembawa informasi genetik pada semua organisme selain beberapa jenis virus. Asam ini adalah polimer yang terdiri dari molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain, sehingga bentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C no 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat
  5. RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenine, guanine, urasil dan sitosin. RNA ditemukan dalam nucleus maupun sitoplasma sel. Variasi bentuk RNA lebih banyak dari DNA. RNA memiliki berat molekul antara 25.000 samapai beberapa juta. Sebagian besar RNA berisi rantai polinukleutida tunggal, tetapi rantai ini bisa terlipat sedemikian rupa membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A : U dan G. Terdapat tiga tipe utama RNA, yakni transfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA), dan messenger RNA (mRNA). RNA berperan dalam ekspresi informasi genetik. Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain. Asam Ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleutida. Asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dan atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan perantaraan gugus fosfat

 

 

 

 

 

 

 

 

3.2 Saran


Diharapkan para mahasiswa dapat memahami pengertian asam nukleat dan strukturnya.Meskipun begitu kami sadar akan banyaknya kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Campbell, N.A., dkk. (2008). Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Key, L. Joe. (1976) . Plant Biochemistry.

Poedjiadi, Anna.,F.M.Supriyanti. (2005). Dasar-dasar Biokimia. Bandung:UI-Press

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber Gambar

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTsOSv6zNZr4nv0-9arYtTcubE-1k6WGf_o36Qjv6ybloqGfbyI

http://informasitips.com/wp-content/uploads/2012/01/Struktur-RNA-DNA.jpg

http://rohmatfapertanian.files.wordpress.com/2012/07/g10-91.jpg?w=510&h=313

http://rohmatfapertanian.files.wordpress.com/2012/07/g10-26.jpg?w=510&h=224

 

Leave a comment